Mengeluh Itu Melelahkan
23:46Seberapa kuat, pundak itu tetaplah milik seorang anak manusia. Tak akan kuat jika terus menerus menampung sandaran keluhan.
Jika kemarin kau mengatakan "aku kuat", maka esok mestinya kau pun bisa mengangkat bebanmu.
Kadang ada tipe pribadi yang lari ke pundak yang lain, padahal dia tahu pundaknya sendiri mampu mengangkatnya.
Tak ada motivator yang bisa mengeksekusi beban kita kecuali motivator itu adalah diri kita sendiri.
Adalah benar hidup tak semudah kata-kata motivator, tapi hidup juga tak serumit rumus-rumus fisika.
Kadang kita sendiri yang membuat hidup ini jadi rumit, karena kita lebih menuruti kesenangan daripada ketaatan.
Jadi, jika kau mengatakan "aku tahu kok aturannya", tapi ternyata masih muncul keresahan dan keluhan
Maka sebenarnya, kau telah menunda untuk taat dan enggan menjadikan syariat sebagai kunci taat "Enggak kok aku sudah paham...", maaf, banyak orang berucap taat hanya sebatas lisan, tapi tak diperbuatan
Maka jika Islam dan syariatnya jadi Mafahim, Maqayis dan Qona'at, tak ada lagi keluhan yang terbebankan
Orang lain juga punya masalah, juga punya perasaan, jangan terlalu membebankan keluhan pada pundak yang lain
Jika kau masih sadar punya Allah, maka sampaikan 'rasa sakit'mu kepada-Nya, Says: Me + Allah = Enough
Dan ingatlah, Allah memberi beban bukan karena ingin menyakiti kita, tapi ingin menguji kadar ketaatan kita.
@fiqihcinta_
0 comments